Rabu, 18 Februari 2015

Makalah Pembelajaran Jarak jauh


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
 Pendidikan bukanlah sesuatu yang tanpa masalah, dan untuk menyelesaikannya pun tidak dapat oleh satu pihak saja namun harus menjadi pola pikir dari banyak pihak, tetapi bukan berarti semua pihak juga ikut memutuskan masalah pendidikan ini. Karena jika semua ikut memutuskan maka betapa kisruhnya dunia pendidikan Indonesia. Banyak hal  yang harus diselesaikan dalam tubuh pendidikan itu sendiri, terutama tuntutan atas peran strategis pendidikan sebagai suatu pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk mewujudkan pencerdasan kehidupan bangsa, telah mendorong tumbuhnya berbagai inovasi dalam sistem pendidikan.
Usaha pembangunan pendidikan dengan cara-cara yang konvensional seperti membangun gedung-gedung sekolah dan mengangkat guru baru, hal ini tidak lagi dapat dipandang sebagai langkah yang mampu memecahkan masalah pendidikan. Pembaharuan pendidikan tidak mungkin lagi dapat dilakukan dengan cara-cara yang lama dengan menggunakan metode yang lama.
Seiring dengan perkembangan di banyak bidang yang cenderung tidak menentu, tuntutan akan peningkatan kualitas sumber daya manusia semakin muncul kepermukaan. Kedudukan strategis, baik disektor umum maupun swasta, menuntut sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga wajar jika motivasi publik tuk terus menambah pengetahuannya melalui institusi pendidikan tinggi semakin meningkat. Namun karena intensitas pekerjaan semakin bertambah, banyak kelompok masyarakat yang ingin menempuh pendidikan sambil tetap bekerja.
Untuk itu kita harus bisa mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia, jender, lokasi, kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. sistem tersebut juga mampu meningkatkan mutu pendidikan secara merata. Sistem pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan terbuka atau sistem belajar jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Sistem belajar jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang tidak terikat oleh segala peraturan yang mengikat seperti pada pendidikan konvensional.
Kondisi geografis negara  Indonesia yang unik, serta perubahan yang besar dalam sistem pembangunan yang dipengaruhi oleh lingkungan secara global mengharuskan kita untuk mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka, luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia, gender, lokasi, kondisi sosial, ekonomi, maupun pengalaman pendidikan  yang sebelumnya. Sistem yang perlu dikembangkan dalam memperluas kesempatan pendidikan, juga harus berfungsi sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan secara merata, meningkatkan relevansi pendidikan sesuai dengan kebutuhan, dan meningkatkan efisiensi dalam penyelenggraan pendidikan. Salah satu cara yang dapat digunakan dan dapat dikembangkan dalam memecahkan persoalan tersebut adalah  dengan menerapkan sistem pendidikan  jarak jauh, yang mana sistem tersebut merupakan salah satu subsistem dalam pendidikan nasional.
Pendidikan Jarak Jauh secara tersurat sudah termaktub di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI Jalur, jenjang dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi :
(1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan;
(2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tata muka atau regular;
(3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standard nasional pendidikan;
(4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Ini menunjukan kepada kita bahwa pendidikan jarak jauh merupakan program pemerintah yang perlu terus didukung. Pemerintah merasakan bahwa kondisi pendidikan negeri kita perlu terus dibenahi, dan tentunya diperlukan strategi yang tepat, terencana dan simultan. Selama ini belum tersentuh secara optimal, karena banyak hal yang juga perlu dipertimbangkan dan dilakukan pemerintah didalam kerangka peningkatan kualitas sector pendidikan. Pendidikan jarak jauh pada kondisi awal sudah dijalankan pemerintah melalui berbagai upaya, baik melalui Belajar Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Universitas Terbuka, mapun Pendidikan Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Departemen Pendidikan Nasional, melalui program pembelajaran multimedia, dengan program SLTP dan SMU Terbuka, Pendidikan dan Latihan Siaran Radio Pendidikan.
Berkenaan dengan itu, yang pasti sasaran dari program pendidikan jarak jauh tidak lain adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang belum tersentuh mengecap pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan tidak terkecuali anak didik yang sempat putus sekolah, baik untuk pendidikan dasar, menengah. Demikian pula bagi para guru yang memiliki sertifikasi lulusan SPG/SGO/KPG yang karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil, pedalaman, di pergunungan, dan banyak pula yang dipisahkan antar pulau, maka peluang untuk mendapatkan pendidikan melalui program pendidikan jarak jauh mutlak terbuka lebar. Perlu dicatat bahwa pemerintah telah melakukan dengan berbagai terobosan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia.
Upaya keras yang dilakukan adalah berkaiatan dengan lokalisasi daerah terpencil, pedalaman yang sangat terbatas oleh berbagai hal, seperti transportasi, komunikasi, maupun informasi. Hal ini sesegera mungkin untuk diantisipasi, sehingga jurang ketertinggalan dengan masyarakat perkotaan tidak terlalu dalam. Sehingga kesepakatan untuk melaksanakan program peningkatan Sumber Daya Manusia dalam hal ini "Guru" dapat terwujud sesuai dengan apa yang direncanakan. Semoga.
2.     Rumusan Masalah
   Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a.      Apakah pengertian  pendidikan jarak jauh?
b.     Apakah prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh?
c.      Apa sajakah tingkatan dalam pendidikan jarak jauh?
d.     Apakah ciri-ciri Pendidikan Jarak jauh?
e.     Apa sajakah lingkup pendidikan jarak jauh?
f.      Bagaimanakah pengelolaan Pembelajaran jarak jauh?
g.     Bagaimana media pendidikan jarak jauh?
h.     Apa sajakah peran kunci dalam pembelajaran jarak jauh?
I.     Apa sajakah kelebihan pembelajaran jarak jauh ?
j.     Apa sajakah kekurangan pembelajaran jarak jauh?
k.    Apa sajakah masalah yang dihadapi pembelajaran jarak jauh?

3.     Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
a.      Mengetahui  pengertian  pendidikan jarak jauh
b.      Memahami prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh
c.      Memahami tingkatan dalam pendidikan jarak jauh
d.      Mengetahui ciri-ciri Pendidikan Jarak jauh
e.      Memahami lingkup pendidikan jarak jauh
f.      Memahami  pengelolaan Pembelajaran jarak jauh
g.      Memahami media penyampaian pendidikan jarak jauh
h.      Mengetahui peran kunci dalam pembelajaran jarak jauh
I.      Memahami kelebihan pembelajaran jarak jauh
j.      Memahami kekurangan pembelajaran jarak jauh
k.     Memahami masalah yang dihadapi pembelajaran jarak jauh














BAB II
PEMBAHASAN

1.        Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh:
Pendapat dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula  dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh).
Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning. E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi) misalnya. (sumber: http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm)

Menurut Dohmen (1967) mengemukakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah suatu bentuk pembembelajaran mandiri yang terorganisasi secara sistematis yang dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang memiliki tanggung jawab yang berbeda.Tanggung jawab pengajar-pengajar tersebut meliputi kegiatan konseling,penyajian materi ,pembelajaran,supervise dan pemantauab terhadap keberhasillan siswa.

Sedangkan Peters (1973) mengatakan bahwa pendidikan jarak jauh adalah metode penyampaian pengetahuan ,keterampilan dan sikap melalui penggunaan media yang menerapkan sistem indusrialilasi dalam pembelajaran.

Berdasarkan analisis terhadap sejumlah definisi dan implementasi sistem pendidikan,   Sementara itu, Desmond Keegan (1986) memaparkan lima karakteristik pendidikan jarak jauh, yaitu:
a.       Terpisahnya antara peserta belajar dengan pengajar selama proses pembelajaran yang membedakannya dengan pembelajaran konvensional.
b.      Dipengaruhi oleh organisasi atau lembaga penyelenggara baik dalam perencanaan dan persiapan bahan belajar maupun pemberian dukungan belajar bagi peserta belajar yang membedakannya dengan program pembelajaran privat.
c.       Digunakannya media baik cetak, audio, video maupun computer untuk menyatukan antara peserta belajar dan pengajar maupun penyampaian materi pembelajaran.
d.      Digunakannya komunikasi dua arah sehingga terjadi interaksi dan atau dialog yang intensif.
e.       Ketidakperluan hadirnya peserta belajar selama proses pembelajaran sehingga pembelajaran terjadi secara mandiri walaupun tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan pada waktu-waktu tertentu baik untuk tujuan pembelajaran maupun sosialisasi atau orientasi.
Jika mengacu pada karakteristik menurut Desmond seperti dijelaskan di atas, maka komponen pendidikan jarak jauh hampir sama dengan menurut Rumble, yaitu adanya peserta belajar, pengajar, bahan belajar, proses belajar, serta lembaga yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Sebagai konsekuensi keterpisahan jarak antara peserta belajar dan pengajar maka diperlukan media yang relevan, tentunya, (baik cetak, audio, video atau computer) dan teknologi yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah.

2.        Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh
Untuk pembuatan program ini dititikberatkan pada prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh, diantaranya adalah sebagai berikut :
A.    Prinsip Kemandirian
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat dipelajari secara independent learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar, program pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai, mengunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian program yang ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh pebelajar, yang didukung oleh pembimbing atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan pendekatan belajar tuntas.Pebelajar belajar dengan mandiri dengan sesedikit mungkin melakukan pertemuan dengan tutor yang bersangkutan.

B.     Prinsip Keluwesan
Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk memulai, mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan formal ke pendidikan non-formal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal ke pendidikan formal.
C.    Prinsip Keterkinian
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada saat ini diperlukan (just-in-time).Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa mendatang (just-in-case).Kecepatan untuk memperoleh informasi yang baru merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan bebas.
D.    Prinsip Kesesuaian
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang pebelajar.
E.     Prinsip Mobilitas
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pebelajar untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah memenuhi kompetensi yang diperlukan.
F.     Prinsip Efisiensi
Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber disekeliling pebelajarakan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan mengenai sumber belajarnya.

Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.
HUBUNGAN PENDIDIKAN JARAK JAUH DAN E LEARNING
Hubungan antara pendidikan jarak jauh dan e learnig adalah bahwa e learning dapat membantu proses pelaksanaan pendidikan jarak jauh. Sistem e learning bisa sebagai pengganti modul ajar bagi pebelajar, sebagai pendistribusian materi ajar yang terorganisir dan untuk mempertahankan interaktivitas antara pebelajar dan pembelajaran.

3.   Tingkatan pendidikan dalam pembelajaran jarak jauh
A.    Pendidikan Dasar
Pada tingkat sekolah dasar, guru cenderung menggunakan kaset video rekaman daripada program televisi siaran langsung. Beberapa seri siaran yang sering digunakan di tingkat sekolah dasar awal, Sesame Street dan Clifford; pada tingkat menengah, Reading Rainbow, Between the Lions, Arthur, dan ZOOM. Program ini digunakan sebagai pengayaan bukan sebagai inti dari instruksi. Guru yang menggunakan program televisi pendidikan cenderung menggunakan lebih dari satu program (biasanya dua atau tiga), tetapi tidak seluruh rangkaian (Children’s Television Workshop, 1990).
B.     Pendidikan Menengah
Pendidikan sekunder adalah tahap pendidikan setelah sekolah dasar. Pendidikan sekunder umumnya tahap akhir dari pendidikan wajib. Tahap selanjutnya pendidikan yaitu perguruan tinggi atau universitas. Pendidikan menengah ditandai dengan adanya transisi dari wajib belajar pendidikan dasar untuk anak-anak ke pendidikan ke yang lebih tinggi untuk orang dewasa (misalnya, universitas atau sekolah kejuruan). (http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Secondary_education)
Di tingkat menengah, menggunakan televisi dapat terhubung dengan beberapa sekolah, sehingga menciptakan cukup besar “kelas” yang terjangkau, sebagai contoh, jaringan StarNet. Jaringan satelit yang berbasis di Texas, menjangkau siswa sekolah menengah di seluruh Amerika Serikat melalui satelit. StarNet menawarkan kursus seperti bahasa asing (Spanyol, Perancis, Jerman, Latin, dan Jepang), calculus, fisika, psikologi, dan sejarah seni.

C.     Pendidikan Tinggi
Pada tingkat tinggi, sistem telekomunikasi yang digunakan di kampus dan di luar kampus lebih ekstensif. Ratusan perguruan tinggi menggunakan telekomunikasi sebagai bagian dari program rutin. Tujuan umumnya adalah untuk menambah jumlah siswa yang dapat dicapai oleh satu pengajar. Misalnya, untuk seorang profesor memberikan materi dengan berbicara dari sebuah studio atau ruang kelas yang dilengkapi kamera .
D.    Pendidikan tinggi adalah tingkat pendidikan yang mengikuti penyelesaian sekolah pendidikan menengah seperti sekolah tinggi, sekolah menengah, atau olahraga. Pendidikan tinggi biasanya diambil untuk mendapatkan gelar sarjana dan atau pascasarjana, serta pendidikan kejuruan dan pelatihan. Penyempurnaan pendidikan tinggi umumnya hasil dalam pemberiansertifikat , ijazah , atau gelar akademik.
Pendidikan Informal
Pendidikan informal merupakan pembelajaran yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misal,  seorang teman dapat mendorong orang lain untuk berbicara tentang hal-hal yang telah terjadi dalam hidup mereka sehingga mereka dapat menangani perasaan mereka dan berpikir tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pendidikan informal terjadi melalui dan didorong oleh percakapan, juga melibatkan pengalaman-pengalaman yang telah dimilki dan dapat terjadi dalam keadaan apapun.

4.             Ciri-ciri Pembelajaran Jarak Jauh.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang dimaksud dengan Pendidikan Jarak Jauh (PPJ) adalah pendidikan yang pesertanya didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lainnya. Soekartawi (2003) memberikan ciri-ciri yang lebih spesifik dari PJJ yaitu sebagai berikut.
A.       Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran.
B.       Selama proses belajar siswa selaku peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak geografis dan waktu atau kombinasi dari ketiganya.
C.       Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya dibantu dengan media pembelajaran, baik media cetak (bahan ajar berupa modul) maupun media elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video, televisi, komputer). 
D.       Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya resource learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran). Dengan demikian, baik siswa maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri keperluan dalam proses pembelajaran. 
E.        Komunikasi antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui satu arah maupun dua arah (two ways communication). Contoh komunikasi dua arah ini, misalnya tele-conferencing, video-conferencing, e-moderating). 
F.        Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka (tutorial) dan ini bukan merupakan suatu keharusan..  
G.       Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar, walaupun sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok diperlukan untuk memudahkan siswa belajar. 
H.       Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai participant.

5.       Lingkup Pembelajaran jarak jauh
Sistem pembelajaran jarak jauh secara mendasar dapat ditinjau dari berbagai hal yaitu:
a. Penyelenggaraan
b. Sasaran
c. Bentuk/model
d. komponen
a. Penyelenggaraan
Sistem pembelajaran jarak jauh dapat diselenggarakan baik oleh swasta maupun pemerintah.Pembelajaran jarak jauh yang bersifat pelatihan singkat untuk keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan kebutuhan masyarakat ,juga banyak diselenggarakan oleh institusi pemerintah maupun swasta.contoh lembaga pemerintah yang menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh yaitu UT dan SMP terbuka kemudian instansi swasta yang menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh seperti LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) dan IBI.
b. Sasaran
Sasaran peserta system pembelajaran jarak jauh dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu,jalur ,jenjang ,dan usia.Jalur pembelajaran dapat berupa jalur sekolah atau jalur luar sekolah . Jalur sekolah artinya pendidikan yang ditempuh mengikuti struktur kurikulum yang baku dan berlaku. Sedangkan jalur luar sekolah adalah pendidikan yang bersifat pelatihan pendek yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Sistem pembelajaran jarak jauh dapat menjangkau jenjang pendidikan SD,SMA,sekolah tinggi atau perguruan tinggi.Demikian pula usia dalam system jarak jauh tidak di batasi.
c. Model Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Pada dasarnya terdapat 3 model penyelenggaraan system pembelajaran jarak jauh yang sering dikenal dengan yaitu : single mode, dual mode, dan konsorium.
1. Model Tunggal (single mode)
Model single mode adalah institusi yang secara khusus memberikan pelayanan kepada siswa secara jarak jauh .Pada umumnya ,institusi yang menerapkan single mode ini memiliki struktur organisasi yang lengkap , mulai dari pengembangan bahan ajar, proses belajar, distribusi bahan ajar dan evaluasi hasil belajar ,serta dilengkap dengan unit pendukung lainnya yang dirancang untuk memberikan layanan pendidikan jarak jauh .contohnya CNED
2. Dual Mode
Institusi yang menerapkan mode dual mode adalah institusi yang menyelenggarakan pendidikan dalam dua cara dan tatap muka. Penerapan mode dual mode ini apabila ditinjau dari faktor ketersediaan tenaga pengajar cukup menguntungkan.
Tenaga pengajar yang telah dimiliki oleh institusi untuk mengajar secara tatap muka , dapat direkrut dan berperan sebagai penyiapan bahan ajar ,proses pembelajaran (proses bantuan tutor ,konseling ) serta pelaksanaan evaluasi.
3. Model Konsorsium
Model konsorsium dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh adalah penyelenggraan pembelajaran jarak jauh yang didasari atas kolaborasi beberapa institusi. Kolaborasi melibatkan institusi dengan berbagai bidang keahlian seperti perancangan program, pengembangan bahan ajar, proses pembelajaran ,distribusi bahan ajar ,dan evaluasi hasil belajar .Dengan adanya kolaborasi ini maka tidak diperlukan pengadaan fasilitas atau keahlian sumber daya manusia dalam berbagai bidang oleh institusi.

6.       Pengelolaan Pembelajaran Jarak Jauh
Ada telah mengenal komponen-komponen penting dalam system pembelajaran jarak jauh kuruyaitu:
a.       Program
b.      Bahan ajar
c.       Layanan
d.      Evaluasi Hasil Belajar
a.     Program
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penawaran program dalam system pembelajaran jarak jauh adalah sebagai berikut
1. Studi kelayakan perlu dialkukan untuk melihat kemungkinan diselenggarakan suatu program dengan melihat beberapa hal yaitu kebutuhan masyarakat akan program (kualifikasi yang dibutuhkan ,keberlanjutan ); ketersediaan sumber daya ( tenaga pengembang bahan ajar ,tenaga adminstrasi, dan penunjang sarana dan prasarana );pendanaan (dana investasi, dana oprasional dan pemeliharaan , penerimaan internal).
2. Kurikulum
Kurikulum harus dapat menggambarkan bentuk program yang akan ditawarkan yang antara lain meliputi aspek tujuan program ,profil llulusan ,keunggulan program . Kurikulum tersebut merupakan dasar pengembangan garis proram pengajaran (GBPP).
b.  Bahan Ajar
1.  Pengembangan bahan ajar
Dalam system pembelajaran jarak jauh , paket bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting ,karena merupakan sumber belajar utama bagi peserta didik . Rowntree (1994) mengelompokkan media cetak yang dapat dimanfaatkan dalam system pembelajaran jarak jauh menjadi empat katagori yaitu media cetak ,media audio –visual, media praktikum dan meida interakif.
Tabel pengelompokan Media menurut Rowntree
Cetak
Audio-visual
praktikum
interaktif
· Buku yang sudah diterbitkan
· Kaset audio
· Praktikum Kit
· Jarak jauh
· Buku yang dirancang khusus
· Audio disc
· Praktikum Lapangan
· Jarak dekat
· Buku kerja
· Siaran radio
· Pedoman belajar
· Slide /film strip
· Poster,pamlet,peta
· Kaset vidio
Beberapa alternative pengembanagn bahan ajar dalam system pembelajaran jarak jauh Rowntree (1994 ) yaitu :
1. Menggunakan paket bahan ajar yang telah dikembangkan oleh institusi jarak jauh lain
2. Menggunakan bahan yang oleh intitusi ,pendidikan konvensional seperti buku teks,video,ataupun materi belajar yang dapat digunakan .
3. Pengembangan bahan ajar baru
Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan minimal melalui dua pola pendekatan seperti yang dikemukakan oleh Moore & Kearsley (1996) yaitu pola penulis-editor dan couse team.
a. Pendekatan Penulis-editor
Pengembangan bahan ajar melibatkan dua orang yaitu penuli dan editor. Penulis diasumsikan berfungsi sebagai ahli materi keilmuan ,ahli desain instruksional,ahli media dan ahli evaluasi.sedangkan editor berfungsi rangkap sebagai couse manager, penelaah materi, penyuting format dan ketikan ,serta penyutingan bahasa.
b. Pendekatan Course
Tim pengembangan bahan ajar dengan pendekatan course tim ini melibatkan beberapa tenaga ahli yang terdiri dari :materi/penulis,ahli desain instruksional,ahli media, dan manager /penanggung jawab pengembangan bahan ajar /mata pelajaran.
4.    Layanan Bantuan Belajar
Walaupun bahan ajar pada system pembelajaran jarak jauh telah dirancnag untuk dipelajari sendiri ,pada kenyataannya setiap peresta didik dalam proses belajarnya memerlukan bantuan ataupun dukungan dari orang atau pihak lain ,baik pada saat memulai kegiatan belajarnya ,pada saat proses belajar ,ataupun sesudah proses belajar berakhir.Secara institusi layanan bantuan belajar pada system pembelajaran jarak jauh yang dapat diberikan melalui berbagia cara antara lain :
o Tutorial
o Bimbingan dan konseling
o Fasilitas /pusat sumber belajar
Ø Tutorial
Layanan akademik dalam bentuk tutorial dapat dilakukan baik secara tatap muka maupun jarak jauh dengan menggunakan media.
1. Tutorial tatap muka pada dasarnya fungsi tutorial tatap muka adalah membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mempelajari bahan ajar (Rowntree,1994)
2. Tutorial jarak jauh.
Tutorial jarak jauh dapat dilkukan secara tertulis melalui surat lewat pos /elektronik( mailing mail/list ),melalui telepon /telekonferensi audio, telekoferensi video,tutorial radio atau televisi.
Ø Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan belajar yang mendukung dan memfasilitasi proses belajar peserta didik ,mulai dari registrasi awal sampai lulus.
Ø Fasilitas /pusat sumber belajar
Bantuan belajar juag harus meliputi perencanaan penyediaan sara akademik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa seperti:
a.          Ruang tutorial
b.         Mini lap
c.          Perpustakaan mini
d.         Ruang komputer
e.          Akses internet
Bantuan belajar dalam bentuk fasilitas tersebut akan membantu proses belajar peserta didik ,sehingga mereka tahu kemana harus datang bila memerlukan bantuan dalam proses belajarnya.

7.    Media yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
1.    Siaran Radio
Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu bahkan berita, , tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Ketika kita mendengarkan radio, kita mendengar sinyal elektronik yang menyiarkan, atau dikirim melalui udara, terdapat frekuensi AM dan FM.
Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di luar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran.
Keunggulan:
·                     Biaya.Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya  penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya. Hal ini masih digunakan di negara-negara berkembang dan di daerah lain dimana ada kendala geografis atau ekonomi pada teknologi yang bisa diterapkan.
·                 Fleksible, Media audio sangat fleksibel dan dapat memiliki efek yang kuat, dramatis, terutama untuk menyampaikan musik, diskusi, dan bercerita.

·                     Imajinasi stimulator. Kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengar karena radio adalah media audio saja, pendengar bebas menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan gambar.
Keterbatasan :
·            Karakteristik. Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media sekali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lagi kecuali melalui siaran ulangan.
·            Jadwal siaran. Masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya  para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan  oleh stasiun siaran atau studio rekaman.
·           Tingkat interaksi. Interaktivitas  yang  sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat  rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat  dilakukan.
Bentuk Penyajian Program Radio
a.     Ceramah atau kuliah
b.     Dialog
c.     Wawancara
d.    Drama
1.      2.    Telekonfrensi Audio
Telekonferensi audio (audio teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan komunikasi dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit.
Keunggulan:
Telekonferensi audio memiliki beberapa keunggulan sebagai beirkut:
·       Biaya efektif.
Sekolah dapat mengundang guru ke dalam kelas untuk terlibat dalam dialog dengan siswa. Telekonferensi audio sering dilihat sebagai cara yang efektif untuk mengadakan pertemuan atau sesi pelatihan tanpa mengorbankan waktu dan uang.
·                 Mudah digunakan.
Bentuk yang paling mudah diakses telekomunikasi karena menggunakan layanan telepon. Perusahaan telepon telah memudahkan untuk mengatur telekonferensi audio dari telepon manapun
·                   Interaktif.
Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu dengan yang lain

.
Keterbatasan 
Kurangnya informasi visual. Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan dimulai.
·            Miskin audio. Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini, penyelenggara perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap lokasi.
·            Mengintimidasi. Kurangnya pengalaman dengan jenis teknologi komunikasi dapat membuat beberapa peserta enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan konferensi audio.
Peralatan yang diperlukan
·            Untuk telekonferensi yang memhubungkan satu narasumber dan satu kelompok, maka peralatan yang dibutuhkan adalah pesawat telepon biasa untuk narasumber, sedangkan untuk kelompok dibutuhkan tambahan peralatan berupa speaker telepon.
·            Sementara untuk menghubungkan dua atau lebih kelompok peserta konferensi maka dibutuhkan peralatan amplifier microphone khusus pada tiap lokasi. Peralatan ini diperlukan untuk memastikan bahwa suara yang didengar cukup jelas.
·            Selain itu, dibutuhkan peralatan yang disebut dengan brigde yang merupakan sistem elektronik yang menghubungkan suara dari seluruh lokasi yang mengikuti konferensi tersebut, menyeleraskan level suara, memfilter gangguan-gangguan, dan memperhatikan masalah tidak tersambungnya hubungan telepon.
3.    Siaran Televisi
Televisi dikenal sebagai media yang mampu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan.
Karakteristik Media Televisi
Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum, media televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, media televisi pendidikan dikenal sebagai media yang memiliki kekuatan audio visual yang mampu memberikan pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.
Keunggulan
·           Menjangkau sasaran didik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan.
·           Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
·           Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.
·           Menjembatani peserta didik dengan institusi pembelajaran jarak jauh. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirian yang umumnya dirasakan oleh peserta didik.

Keterbatasan:
·           Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal.
·           Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama.
·           Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan.
·           Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.
·           Tingkat interaktivitas media televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak kendala.
4.    Komputer dan Internet
Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang  memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat terasa.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer, antara lain:
·       Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran,
·       Memungkinkan terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik,
·       Mampu menampilkan unsur audio visual,
·       Dapat memberikan umpan balik,
·       Menciptakan proses belajar berkesinambungan.
Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer dalam proses pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone, tetapi dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet. Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beratus ribu jaringan komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media komunikasi dalam proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai sumber pembelajaran.

Keunggulan:
Konferensi melalui internet memiliki keunggulan antara lain sebagai berikut:
·           Dapat menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat bersamaan.
·           Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara.
·           Mampu menyajikan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi.
·           Mampu melakukan link ke berbagai lokasi (site) lain di dunia.
·           Interaktifitas sangat tinggi
Keterbatasan:
Konferensi melalui internet memiliki keterbatasan  antara lain sebagai berikut:
·           Membutuhkan keterampilan menggunakan komputer (computer literacy)
·           Pulsa internet relatif masih mahal;
Peralatan yang diperlukan
·           Unit komputer yang terhubung ke internet
·           Line telepon
·           Modem
·           Peralatan Local Area Network (seperti HUB, LAN Port, dll)
·           Computer Speaker
·           Camera

4.1. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pemanfaatan internet dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain adalah sebagai beirkut:
·       Chatting (dialog elektronik); tutor dan satu atau lebih peserta didik dapat secara bersamaan berdialog menggunakan teks atau suara melalui internet. Melalui chatting, proses telekomunikasi berlangsung secara bersamaan (sinchronous) dan umpan balik tidak tertunda.  Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.    Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2.    Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berdialog secara elektronik (chatting)
3.    Tutor dan peserta didik memanfaatkan salah satu operator internet yang menyediakan fasilitas chatting (misal http:www.yahoo.com).
4.     Tutor dan peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui operator internet tersebut dapat dilakukan.
5.    Selanjutnya Tutor dan peserta didik dapat berdiskusi berkaitan dengan topik yang telah disepakati mereka secara bersama.
·            Electronic Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik dapat saling berikirim surat secara elektronik melalui e-mail. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkoresponden secara elektronik adalah sebagai berikut:
1.    Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2.    Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden secara elektronik (e-mail).
3.    Peserta didik bertanya kepada tutor dengan cara mengirim e-mail ke alamat tutornya untuk mendapatkan umpan balik.
4.    Tutor memberikan tugas/pertanyaan dengan cara mengilim e-mail ke alamat peserta didiknya untuk dijawab/dikerjakan.
5.    Peserta didik dan peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan lain-lain dengan cara saling berkirim e-mail.
·            Mailing List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan e-mail. melalui mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada beberapa lamat e-mail yang telah terdaftar di mailinglist tersebut sekaligus. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.    Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2.    Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden kelompok (mailing list).
3.    Tutor membuat suatu alamat millist dan memasukan semua alamat e-mail peserta didiknya kedalam millist tersebut.
4.    Tutor dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua peserta didik yang terdaftar dalam millist tersebut dapat menerima informasi yang sama.
5.    Begitu pula sebaliknya, peserta didik dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua anggota millist dapat memperoleh informasi yang sama.

7.    1. Proses pembelajaran jarak jauh dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai teknik dan teknologi. E-learning mungkin merupakan bentuk pembelajaran jarak jauh yang paling mahal dan paling maju, namun ada cara-cara penyampaian pelatihan lainnya yang telah digunakan dengan berhasil selama bertahun-tahun. Metode penyampaian tersebut antara lain:
  • E-learning: penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi), notice board (papan pengumuman), video conferencing, dll.
  • Program televisi: merupakan suatu seri program televisi yang dirancang untuk menyampaikan teknik-teknik dan teori. Metode ini dapat berupa penyiaran melalui saluran kabel atau saluran terestrial atau dengan menyediakan video tape atau DVD. Selama beberapa tahun Open University di Inggris menggunakan teknik ini.
  • Bahan-bahan tertulis: kadangkala disebut kursus melalui surat (correspondence courses), dimana bahan-bahan teks ditulis secara khusus untuk kursus dengan proses belajar jarak jauh, misalnya buku kerja (workbook) yang berisikan tugas-tugas dan latihan-latihan, dimana peserta didik dapat mengerjakannya dengan tingkat kecepatan yang ditentukannya sendiri.

Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat  belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak jauh oleh Anonim dalam (blog.tp.ac.id : 2011), yaitu sebagai berikut :
a.    Tujuan yang jelas Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku peserta didik
b.     Relevan dengan kebutuhan Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan
c.     Mutu pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif
d.     Efisiensi dan efektivitas program Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan biaya, tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia
e.     Efektivitas. Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat
f.     Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja.
g.    Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar
h.    Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner
i.     Kesinambungan. Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus

8.     Peranan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
 Interaksi antara pengajar dan pebelajar memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran jarak jauh. Dalam proses pembelajaran interaktif, komunikasi dua arah (two ways communication) berlangsung antara pengajar dan pebelajar. Interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Dibawah ini adalah deskripsi singkat mengenai peran-peran kunci utama dalam pembelajaran jarak jauh :
·       Siswa (student)peran utama dari siswa disini adalah belajar. Dalam proses pembelajaran jarak jauh ini tetap diperlukan keadaan yang baik, motivasi, perencanaan, dan kemampuan untuk menganalisa materi perkuliahan, tugas, dan tes yang diberikan seorang pengajar kepada siswa. Kemampuan berinteraksi antara dosen dengan siswa sangat bergantung pada hubungan teknis (technical linkage) yang menjembatani batasan antara kelas yang terpisah dengan partisipasi siswa. Siswa perlu mengetahui bagaimana menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan guru dan satu sama lain. Ketika siswa ingin mengajukan pertanyaan, atau ingin menambah diskusi, mereka harus mampu menggunakan teknologi untuk berinteraksi.
·       Kampus (faculty), kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh ini sangat ditentukan oleh kampus. Pada sistem kelas tradisional, tanggung jawab seorang pengajar adalah memberikan materi dan memberikan keperluan yang dibutuhkan siswa. Hal yang menarik adalah penyesuaian kemampuan mengajar secara jarak jauh. Seorang pengajar harus mampu membuat sistem pemahaman yang mudah, mengadaptasikan cara mengajar antara sistem kelas tradisional dengan teknologi dari sistem pembelajaran jarak jauh.
·       Fasilitator,  sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar. Agar efektif maka fasilitator harus mampu menganalisa kebutuhan-kebutuhan antara siswa dengan pengajar.
·       Staff pendukung (support staff), secara individual bagian ini tidak begitu menonjol, tetapi pada sistem pembelajaran jarak jauh secara luas, fungsi dari layanan pendukung sangat menentukan dari kesuksesan pembelajaran jarak jauh, yang antara lain adalah dalam sistem pendaftaran mahasiswa (registration),  penggandaan dan penyebaran materi, pengaturan jadwal (schedulling),  pemrosesan laporan penilaian (grades),pengaturan hal teknis, dan lain sebagainya.
·       Administrator, meskipun fungsi administrator sangat berpengaruh pada perencanaan awal sistem pembelajaran jarak jauh, administrator juga berperan sebagai pengambil keputusan (decision maker). Administrator bekerja secara personal dan memastikan sumber dan teknologi yang ada dapat bekerja secara baik dan efektif, dan selalu bertanggung jawab dalam memaintenance sistem.

9.        Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
Kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan.

9.1   Kelebihan  pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :
a.  Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, waktu.
b.  Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan.
c.  Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
d.  Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
e.  Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi.
 (Oemar Hamalik, 1994:52)
1) Adanya pemerataan pendidikan ke berbagai tempat, bahkan ke tempat terpencil atau pedalaman sekalipun. 173
2) Kapasitas daya tampung pembelajaran jarak jauh online tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas, sehingga antara pengajar dengan pembelajar tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas. Pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran memanfaatkan fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet.
3) Tidak diperlukannya ruang kelas untuk tatap muka dalam proses pembelajaran akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan kelas atau gedung sekolah, transportasi, atau alat tulis menulis, dan sebagainya.
4) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu, sehingga pembelajar dapat menentukan sendiri waktunya untuk belajar, sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan waktu yang dimilikinya.
5) Karena tidak terbatas oleh waktu, maka proses pembelajaran ini sangat tepat diterapkan bagi orang yang memiliki waktu terbatas atau tidak tentu, misalnya karyawan, pegawai, pengajar, dan sebagainya. Mereka dapat mengikuti proses pendidikan dan tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka. Mereka masih tetap bekerja sambil belajar.
6) Pembelajar dapat menentukan materi pembelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan minat, keinginan dan kebutuhannya, sehingga pembelajaran akan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7) Pembelajaran berlangsung bergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar. Jika pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, maka dia dapat menghentikan proses pembelajaran yang berkaitan dengan suatu materi pembelajaran dan berpindah ke materi pembelajaran berikutnya. Namun, jika pembelajar masih belum memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya tersebut, maka diberi kesempatan untuk mengulangi kembali mempelajari materi pembelajaran tersebut. Pembelajar mengulangi pembelajaran tanpa tergantung pada pengajar atau pembelajar lainnya, sehingga dapat belajar sampai tuntas (mastery learning).
8) Materi pembelajaran selalu akurat dan mutakhir (up to date), karena pembelajar dapat berinteraksi langsung dengan berbagai sumber informasi, terutama jika ada materi pembelajaran yang belum atau kurang dipahami, sehingga keakuratan materi pembelajaran yang disampaikan dapat terjamin. pembelajaran dapat diakses setiap waktu lalu disimpan dalam komputer, sehingga materi pembelajaran itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus berkembang setiap saat.
9) Dapat menarik perhatian dan minat pembelajar karena pembelajaran jarak jauh dilaksanakan secara interaktif.


Faktor-faktor keberhasilan
Terdapat beberapa faktor penting keberhasilan pembelajaran jarak jauh:
  1. Instruktur harus semangat dan konsisten (committed)
  2. Tim harus melibatkan dukungan administratif yang baik, tergantung pada jenis bahan dan metode-metode penyampaian yang dipergunakan, serta staf perancangan dan pembuatan yang baik
  3. Bahan-bahan pengajaran harus direncanakan dengan baik sehingga mereka dapat diuji dan selalu tersedia. Sebagian besar pekerjaan dilakukan sebelum bahan-bahan tersebut diterima oleh para peserta
  4. Harus ada fasilitasi dan dorongan terhadap interaksi peserta baik dengan instruktur maupun dengan para peserta sendiri
  5. Pelatih harus tetap berkomunikasi secara rutin dengan semua peserta didik
  6. Kemampuan untuk menggunakan setiap teknologi yang digunakan merupakan keharusan. Harus diujikan dan dijelaskan kepada para peserta sepenuhnya sehingga mereka mereka mengenali dengan baik dan merasa nyaman dengannya
  7. Masalah-masalah komunikasi dan teknis harus diselesaikan begitu muncul
  8. Instruktur perlu menggunakan berbagai metode interaksi dan feedback (misalnya komunikasi satu per satu conference calls, snail-mails, e-mail, video dan komunikasi tatap muka dengan menggunakan komputer (computer conferencing)
  9. Para peserta dapat menyimpan buku hariannya mengenai pandangan-pandangan mereka terhadap kemajuan dan isi dari kursus tersebut dan selanjutnya mengirimkan atau menyampaikan secara berkala
  10. Sangat penting untuk dapat melakukan kursus langsung tatap muka paling tidak satu kali, yang akan lebih baik bila dilakukan diawal dalam rangka membantu para peserta terbiasa dengan rutinitas pembelajaran jarak jauh dan untuk memberikan beberapa arahan mengenai teknik-teknik belajar.

10. Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain (Rusman. 2011:352) :
a.     Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b.     Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c.    Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)
d.    Peserta didik yang  tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
e.    Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
f. Tingginya kemungkinan gangguan belajar yang akan menggagalkan proses pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh menuntut pembelajar untuk belajar mandiri atau belajar individual. Jika pembelajar tidak disiplin belajar secara mandiri, maka ada kemungkinan akan terjadi gangguan selama belajar, bahkan mungkin pula kegagalan dengan terhentinya program pembelajaran.
g.  Pembelajar ketika membuka internetnya tidak mendapatkan materi pembelajaran yang diperlukannya, sehingga perlu menghubungi pengajar atau tutornya. Namun jika harus menunggu pengajar atau tutornya untuk online melalui internet, maka pembelajar akan mengalami kesulitan mendapat penjelasan pengajar atau tutor secepat mungkin.
h. Terjadi kesalahan pemahaman pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Persepsi pengajar dan pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan yang harus dicapai mungkin berbeda. Pembelajar mungkin merasa sudah menguasai seluruh materi pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran tersebut, namun sebaliknya menurut pengajar, pembelajar tersebut masih belum menguasai materi pembelajaran secara tuntas sehingga tujuan pembelajaran pun belum tercapai sepenuhnya. Untuk mengatasi kesalahan persepsi ini, perlu diadakannya evaluasi pada setiap akhir materi pembelajaran.

  
11.           Masalah dan Kendala Pembelajaran Jarak Jauh online
Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, antara lain:175
1)  Kurang tersedianya infrastruktur dan sumber daya pendukungnya, seperti kurang siapnya sumber daya manusia yang terlibat (pengajar, pembelajar, atau teknisi).
2) Adanya kekhawatiran, pendapat, atau persepsi keliru yang berkembang di masyarakat tentang pembelajaran jarak jauh, seperti tentang rendah atau kurangnya mutu lulusan dari pembelajaran jarak jauh dibandingkan pembelajaran konvensional secara tatap muka. Padahal pembelajaran jarak jauh sudah diakui oleh pemerintah dan hasil yang sudah dicapainya tidak kalah dengan pendidikan formal. Masalah lainnya adalah anggapan biayanya mahal, atau tidak diakreditasi oleh pemerintah.
3) Kurang atau tidak adanya dukungan dari masyarakat, kebijakan dari pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).
4) Pembelajarannya dianggap tidak menarik karena tidak ada atau kurangnya interaksi antara pengajar dengan pembelajar atau pembelajar dengan pembelajar lainnya.
5) Cara penyampaiannya yang tidak memperhatikan kaidahkaidah pembelajaran jarak jauh.
6) Sulitnya memilih media pembelajaran yang efektif dan interaktif sesuai dengan keinginan dan minat pembelajar.
7) Pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga komunikasi antara pembelajar dan pengajar harus dilakukan dengan bantuan media, seperti media elektronik atau media cetak. Akibat terpisahnya ini, muncul masalah, yaitu pembelajar dalam melakukan kegiatan belajarnya tidak mendapatkan pengawasan langsung secara terus menerus dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan sekolah. Namun demikian, pembelajar mendapatkan perencanaan, bimbingan, dan pengawasan dalam proses pembelajarannya dari lembaga pendidikan yang mengelola atau mengatur pendidikan jarak jauh itu.
8) Dalam beberapa kenyataan di lapangan pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning.

                                                                            
Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut (Hamzah B.Uno.2007:39):
a.     Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kulia, mencari informasi,dan sebagainya.
b.     Interaksi dalam grup; para siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
c.     Sistem administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa dll.
d.    Pendalaman materi dan ujian
e.    Perpustakaan digital; bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.
f.     Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan, diperlukan bahan bacaan dari web lain.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pembelajaran jarak jauh adalah proses transfer pengetahuan untuk pelajar (siswa) yang dipisahkan dari instruktur (guru) dengan waktu dan / atau jarak fisik dan membuat penggunaan komponen teknologi, seperti video, internet, CD, kaset, dan bentuk teknologi lainnya untuk mencapai pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, misalnya interaksi, pengalaman,dll. Selain itu juga dalam pembelajaran jarak jauh terdapat prinsip - prinsip dan unsur-unsur yang perlu diperhatikan.
Sistem belajar jarak jauh merupakan suatu alternatif untuk memperoleh kesempatan belajar bagi pebelajar atau warga belajar yang karena berbagai alasan tidak dapat mengikuti pendidikan pada sistem pendidikan formal atau konvensional.  Pendidikan jarak jauh ini merupakan sistem pendidikan yang bebas untuk diikuti oleh siapa saja tanpa terikat pada batasan tempat, jarak, waktu, usia, jender dan batasan non akademik lainnya. Sistem ini memberikan kebebasan kepada pebelajar atau warga belajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara bebas dan mandiri.
Keberhasilan dari program pendidikan jarak jauh ini sangat tergantung pada pihak-pihak yang saling membantu, baik itu dari pebelajar sendiri, lembaga pendidikan yang menyelenggara, anggota masyarakat. Selain itu kita juga harus lebih perduli terhadap perkembangan Sistem belajar jarak jauh ini meski telah merupakan kegiatan yang sudah sejak lama sudah dilakukan oleh dinas pendidikan.

B.     Saran
Mudah-mudaham makalah kami ini menjadi bahan masukan dan menjadi referensi bagi teman-teman sekalian khususnya dalam materi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar