BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pendidikan bukanlah sesuatu yang tanpa masalah,
dan untuk menyelesaikannya pun tidak dapat oleh satu pihak saja namun harus
menjadi pola pikir dari banyak pihak, tetapi bukan berarti semua pihak juga
ikut memutuskan masalah pendidikan ini. Karena jika semua ikut memutuskan maka betapa
kisruhnya dunia pendidikan Indonesia. Banyak hal yang harus diselesaikan
dalam tubuh pendidikan itu sendiri, terutama tuntutan atas peran strategis
pendidikan sebagai suatu pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
mewujudkan pencerdasan kehidupan bangsa, telah mendorong tumbuhnya berbagai
inovasi dalam sistem pendidikan.
Usaha pembangunan pendidikan dengan
cara-cara yang konvensional seperti membangun gedung-gedung sekolah dan
mengangkat guru baru, hal ini tidak lagi dapat dipandang sebagai langkah yang
mampu memecahkan masalah pendidikan. Pembaharuan pendidikan tidak mungkin lagi
dapat dilakukan dengan cara-cara yang lama dengan menggunakan metode yang lama.
Seiring dengan perkembangan di
banyak bidang yang cenderung tidak menentu, tuntutan akan peningkatan kualitas
sumber daya manusia semakin muncul kepermukaan. Kedudukan strategis, baik
disektor umum maupun swasta, menuntut sumber daya manusia yang memiliki latar
belakang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga wajar jika motivasi publik tuk
terus menambah pengetahuannya melalui institusi pendidikan tinggi semakin
meningkat. Namun karena intensitas pekerjaan semakin bertambah, banyak kelompok
masyarakat yang ingin menempuh pendidikan sambil tetap bekerja.
Untuk itu kita harus bisa
mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat
diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia, jender, lokasi,
kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. sistem
tersebut juga mampu meningkatkan mutu pendidikan secara merata. Sistem
pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan terbuka atau sistem belajar jarak
jauh, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Sistem belajar
jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang tidak terikat oleh segala
peraturan yang mengikat seperti pada pendidikan konvensional.
Kondisi geografis negara Indonesia yang unik, serta
perubahan yang besar dalam sistem pembangunan yang dipengaruhi oleh lingkungan
secara global mengharuskan kita untuk mengembangkan sistem pendidikan yang
lebih terbuka, luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa
memandang usia, gender, lokasi, kondisi sosial, ekonomi, maupun pengalaman
pendidikan yang sebelumnya. Sistem yang perlu dikembangkan dalam
memperluas kesempatan pendidikan, juga harus berfungsi sebagai upaya meningkatkan
mutu pendidikan secara merata, meningkatkan relevansi pendidikan sesuai dengan
kebutuhan, dan meningkatkan efisiensi dalam penyelenggraan pendidikan. Salah
satu cara yang dapat digunakan dan dapat dikembangkan dalam memecahkan
persoalan tersebut adalah dengan menerapkan sistem pendidikan jarak
jauh, yang mana sistem tersebut merupakan salah satu subsistem dalam pendidikan
nasional.
Pendidikan
Jarak Jauh secara tersurat sudah termaktub di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional".
Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI Jalur, jenjang dan
Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31
berbunyi :
(1) Pendidikan jarak jauh
diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan;
(2) Pendidikan jarak jauh berfungsi
memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat
mengikuti pendidikan secara tata muka atau regular;
(3) Pendidikan jarak jauh
diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh
sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang menjamin mutu lulusan
sesuai dengan standard nasional pendidikan;
(4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan
pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat
(3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Ini
menunjukan kepada kita bahwa pendidikan jarak jauh merupakan program pemerintah
yang perlu terus didukung. Pemerintah merasakan bahwa kondisi pendidikan negeri
kita perlu terus dibenahi, dan tentunya diperlukan strategi yang tepat,
terencana dan simultan. Selama ini belum tersentuh secara optimal, karena
banyak hal yang juga perlu dipertimbangkan dan dilakukan pemerintah didalam
kerangka peningkatan kualitas sector pendidikan. Pendidikan jarak jauh pada
kondisi awal sudah dijalankan pemerintah melalui berbagai upaya, baik melalui
Belajar Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Universitas Terbuka, mapun Pendidikan
Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi
Departemen Pendidikan Nasional, melalui program pembelajaran multimedia, dengan
program SLTP dan SMU Terbuka, Pendidikan dan Latihan Siaran Radio Pendidikan.
Berkenaan
dengan itu, yang pasti sasaran dari program pendidikan jarak jauh tidak lain
adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang belum tersentuh
mengecap pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan tidak terkecuali anak
didik yang sempat putus sekolah, baik untuk pendidikan dasar, menengah.
Demikian pula bagi para guru yang memiliki sertifikasi lulusan SPG/SGO/KPG yang
karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil, pedalaman, di pergunungan,
dan banyak pula yang dipisahkan antar pulau, maka peluang untuk mendapatkan
pendidikan melalui program pendidikan jarak jauh mutlak terbuka lebar. Perlu
dicatat bahwa pemerintah telah melakukan dengan berbagai terobosan untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia.
Upaya
keras yang dilakukan adalah berkaiatan dengan lokalisasi daerah terpencil,
pedalaman yang sangat terbatas oleh berbagai hal, seperti transportasi,
komunikasi, maupun informasi. Hal ini sesegera mungkin untuk diantisipasi,
sehingga jurang ketertinggalan dengan masyarakat perkotaan tidak terlalu dalam.
Sehingga kesepakatan untuk melaksanakan program peningkatan Sumber Daya Manusia
dalam hal ini "Guru" dapat terwujud sesuai dengan apa yang
direncanakan. Semoga.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Apakah pengertian pendidikan jarak jauh?
b. Apakah prinsip-prinsip pendidikan jarak
jauh?
c. Apa sajakah tingkatan dalam
pendidikan jarak jauh?
d. Apakah ciri-ciri Pendidikan
Jarak jauh?
e. Apa sajakah lingkup pendidikan
jarak jauh?
f. Bagaimanakah pengelolaan Pembelajaran
jarak jauh?
g. Bagaimana media pendidikan
jarak jauh?
h. Apa sajakah peran kunci dalam
pembelajaran jarak jauh?
I. Apa sajakah kelebihan
pembelajaran jarak jauh ?
j. Apa sajakah kekurangan
pembelajaran jarak jauh?
k. Apa sajakah masalah yang dihadapi
pembelajaran jarak jauh?
3. Tujuan
Makalah ini
bertujuan untuk:
a. Mengetahui pengertian
pendidikan jarak jauh
b. Memahami prinsip-prinsip pendidikan jarak
jauh
c. Memahami tingkatan dalam
pendidikan jarak jauh
d. Mengetahui ciri-ciri
Pendidikan Jarak jauh
e. Memahami lingkup pendidikan
jarak jauh
f. Memahami pengelolaan Pembelajaran jarak jauh
g. Memahami media penyampaian
pendidikan jarak jauh
h. Mengetahui peran kunci dalam
pembelajaran jarak jauh
I. Memahami kelebihan
pembelajaran jarak jauh
j. Memahami kekurangan
pembelajaran jarak jauh
k. Memahami masalah yang dihadapi
pembelajaran jarak jauh
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pembelajaran Jarak Jauh:
Pendapat
dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran yang
menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di
mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik
(2007:34). Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi.
Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula dimungkinkan antara pengajar
dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh).
Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh
dikenal pula istilah E-Learning. E-learning merupakan metode penyampaian yang
digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai
metode penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta
pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan
bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi) misalnya. (sumber: http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm)
Menurut
Dohmen (1967) mengemukakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah suatu bentuk
pembembelajaran mandiri yang terorganisasi secara sistematis yang dilakukan
oleh sekelompok tenaga pengajar yang memiliki tanggung jawab yang
berbeda.Tanggung jawab pengajar-pengajar tersebut meliputi kegiatan
konseling,penyajian materi ,pembelajaran,supervise dan pemantauab terhadap
keberhasillan siswa.
Sedangkan
Peters (1973) mengatakan bahwa pendidikan jarak jauh adalah metode penyampaian
pengetahuan ,keterampilan dan sikap melalui penggunaan media yang menerapkan
sistem indusrialilasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan
analisis terhadap sejumlah definisi dan implementasi sistem pendidikan, Sementara itu, Desmond Keegan (1986)
memaparkan lima karakteristik pendidikan jarak jauh, yaitu:
a.
Terpisahnya antara peserta belajar dengan
pengajar selama proses pembelajaran yang membedakannya dengan pembelajaran
konvensional.
b.
Dipengaruhi oleh organisasi atau lembaga
penyelenggara baik dalam perencanaan dan persiapan bahan belajar maupun
pemberian dukungan belajar bagi peserta belajar yang membedakannya dengan
program pembelajaran privat.
c.
Digunakannya media baik cetak, audio, video
maupun computer untuk menyatukan antara peserta belajar dan pengajar maupun
penyampaian materi pembelajaran.
d.
Digunakannya komunikasi dua arah sehingga
terjadi interaksi dan atau dialog yang intensif.
e.
Ketidakperluan hadirnya peserta belajar
selama proses pembelajaran sehingga pembelajaran terjadi secara mandiri
walaupun tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan pada waktu-waktu tertentu
baik untuk tujuan pembelajaran maupun sosialisasi atau orientasi.
Jika
mengacu pada karakteristik menurut Desmond seperti dijelaskan di atas, maka
komponen pendidikan jarak jauh hampir sama dengan menurut Rumble, yaitu adanya
peserta belajar, pengajar, bahan belajar, proses belajar, serta lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Sebagai konsekuensi keterpisahan jarak
antara peserta belajar dan pengajar maka diperlukan media yang relevan,
tentunya, (baik cetak, audio, video atau computer) dan teknologi yang
memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah.
2.
Prinsip Pendidikan Sistem Belajar
Jarak jauh
Untuk
pembuatan program ini dititikberatkan pada prinsip-prinsip pendidikan jarak
jauh, diantaranya adalah sebagai berikut :
A.
Prinsip
Kemandirian
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya
kurikulum yang memungkinkan dapat dipelajari secara independent learning, pebelajar
dihadapkan pada pilihan yang terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai
pembentukan kelompok belajar, program pendidikan yang digunakan, pola belajar
yang disukai, mengunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Penyelesaian program yang ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan
pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh pebelajar,
yang didukung oleh pembimbing atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan
pendekatan belajar tuntas.Pebelajar belajar dengan mandiri dengan sesedikit
mungkin melakukan pertemuan dengan tutor yang bersangkutan.
B.
Prinsip
Keluwesan
Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik
untuk memulai, mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar,
mengikuti ujian dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun
ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan
formal ke pendidikan non-formal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal ke
pendidikan formal.
C.
Prinsip
Keterkinian
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program
pembelajaran yang pada saat ini diperlukan (just-in-time).Hal ini
berbeda dengan sistem pendidikan dan pelatihan konvensional yang program atau
kurikulumnya termasuk buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi
keperluan masa mendatang (just-in-case).Kecepatan untuk memperoleh
informasi yang baru merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang
dalam persaingan bebas.
D.
Prinsip
Kesesuaian
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang
terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau
kemajuan masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan
kompetensi yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang
dapat dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang pebelajar.
E.
Prinsip
Mobilitas
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi
pebelajar untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang
setara setelah memenuhi kompetensi yang diperlukan.
F.
Prinsip
Efisiensi
Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam
sumber daya dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala
sumber disekeliling pebelajarakan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan
sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan
mengenai sumber belajarnya.
Pada
pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem
pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni
perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan,
kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.
HUBUNGAN
PENDIDIKAN JARAK JAUH DAN E LEARNING
Hubungan antara pendidikan jarak
jauh dan e learnig adalah bahwa e learning dapat membantu proses pelaksanaan
pendidikan jarak jauh. Sistem e learning bisa sebagai pengganti modul ajar bagi
pebelajar, sebagai pendistribusian materi ajar yang terorganisir dan untuk
mempertahankan interaktivitas antara pebelajar dan pembelajaran.
3. Tingkatan pendidikan dalam pembelajaran
jarak jauh
A.
Pendidikan Dasar
Pada tingkat sekolah dasar, guru cenderung menggunakan kaset video rekaman
daripada program televisi siaran langsung. Beberapa seri siaran yang sering
digunakan di tingkat sekolah dasar awal, Sesame Street dan Clifford; pada
tingkat menengah, Reading Rainbow, Between the Lions, Arthur, dan ZOOM. Program
ini digunakan sebagai pengayaan bukan sebagai inti dari instruksi. Guru yang
menggunakan program televisi pendidikan cenderung menggunakan lebih dari satu
program (biasanya dua atau tiga), tetapi tidak seluruh rangkaian (Children’s
Television Workshop, 1990).
B.
Pendidikan Menengah
Pendidikan sekunder adalah tahap pendidikan setelah
sekolah dasar. Pendidikan sekunder umumnya tahap akhir dari pendidikan wajib.
Tahap selanjutnya pendidikan yaitu perguruan tinggi atau universitas.
Pendidikan menengah ditandai dengan adanya transisi dari wajib belajar
pendidikan dasar untuk anak-anak ke pendidikan ke yang lebih tinggi untuk orang
dewasa (misalnya, universitas atau sekolah kejuruan). (http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Secondary_education)
Di tingkat menengah, menggunakan televisi dapat terhubung dengan beberapa
sekolah, sehingga menciptakan cukup besar “kelas” yang terjangkau, sebagai
contoh, jaringan StarNet. Jaringan satelit yang berbasis di Texas, menjangkau
siswa sekolah menengah di seluruh Amerika Serikat melalui satelit. StarNet menawarkan
kursus seperti bahasa asing (Spanyol, Perancis, Jerman, Latin, dan Jepang),
calculus, fisika, psikologi, dan sejarah seni.
C.
Pendidikan Tinggi
Pada tingkat tinggi, sistem telekomunikasi yang digunakan di kampus dan di
luar kampus lebih ekstensif. Ratusan perguruan tinggi menggunakan
telekomunikasi sebagai bagian dari program rutin. Tujuan umumnya adalah untuk
menambah jumlah siswa yang dapat dicapai oleh satu pengajar. Misalnya, untuk
seorang profesor memberikan materi dengan berbicara dari sebuah studio atau
ruang kelas yang dilengkapi kamera .
D.
Pendidikan tinggi
adalah tingkat pendidikan yang mengikuti penyelesaian sekolah pendidikan
menengah seperti sekolah tinggi, sekolah menengah, atau olahraga. Pendidikan
tinggi biasanya diambil untuk mendapatkan gelar sarjana dan atau pascasarjana,
serta pendidikan kejuruan dan pelatihan. Penyempurnaan pendidikan tinggi
umumnya hasil dalam pemberiansertifikat , ijazah , atau gelar akademik.
Pendidikan Informal
Pendidikan informal merupakan pembelajaran yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Misal, seorang teman dapat mendorong orang lain untuk
berbicara tentang hal-hal yang telah terjadi dalam hidup mereka sehingga mereka
dapat menangani perasaan mereka dan berpikir tentang apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Pendidikan informal terjadi melalui dan didorong oleh percakapan,
juga melibatkan pengalaman-pengalaman yang telah dimilki dan dapat terjadi
dalam keadaan apapun.
4.
Ciri-ciri Pembelajaran Jarak Jauh.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang dimaksud dengan
Pendidikan Jarak Jauh (PPJ) adalah pendidikan yang pesertanya didiknya terpisah
dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi, dan media lainnya. Soekartawi (2003)
memberikan ciri-ciri yang lebih spesifik
dari PJJ yaitu sebagai berikut.
A.
Kegiatan belajar terpisah dengan
kegiatan pembelajaran.
B.
Selama proses belajar siswa selaku
peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak geografis
dan waktu atau kombinasi dari ketiganya.
C.
Siswa dan guru terpisah selama
pembelajaran, komunikasi diantara keduanya dibantu dengan media pembelajaran,
baik media cetak (bahan ajar berupa modul) maupun media elektronik (CD-ROM,
VCD, telepon, radio, video, televisi, komputer).
D.
Jasa pelayanan disediakan baik untuk
siswa maupun untuk guru, misalnya resource learning center atau pusat sumber
belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran). Dengan demikian, baik siswa
maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri keperluan dalam proses
pembelajaran.
E.
Komunikasi antara siswa dan guru bisa
dilakukan baik melalui satu arah maupun dua arah (two ways communication).
Contoh komunikasi dua arah ini, misalnya tele-conferencing,
video-conferencing, e-moderating).
F.
Proses pembelajaran di PJJ masih
dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka (tutorial) dan ini bukan
merupakan suatu keharusan..
G.
Selama kegiatan belajar, siswa cenderung
membentuk kelompok belajar, walaupun sifatnya tidak tetap dan tidak wajib.
Kegiatan berkelompok diperlukan untuk memudahkan siswa belajar.
H.
Peran guru lebih
bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai participant.
5. Lingkup Pembelajaran jarak
jauh
Sistem pembelajaran jarak jauh
secara mendasar dapat ditinjau dari berbagai hal yaitu:
a. Penyelenggaraan
b. Sasaran
c. Bentuk/model
d. komponen
a. Penyelenggaraan
Sistem pembelajaran jarak jauh dapat
diselenggarakan baik oleh swasta maupun pemerintah.Pembelajaran jarak jauh yang
bersifat pelatihan singkat untuk keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan
kebutuhan masyarakat ,juga banyak diselenggarakan oleh institusi pemerintah
maupun swasta.contoh lembaga pemerintah yang menyelenggarakan pembelajaran
jarak jauh yaitu UT dan SMP terbuka kemudian instansi swasta yang
menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh seperti LPPM (Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat) dan IBI.
b. Sasaran
Sasaran
peserta system pembelajaran jarak jauh dapat dilihat dari beberapa faktor
yaitu,jalur ,jenjang ,dan usia.Jalur pembelajaran dapat berupa jalur sekolah
atau jalur luar sekolah . Jalur sekolah artinya pendidikan yang ditempuh
mengikuti struktur kurikulum yang baku dan berlaku. Sedangkan jalur luar
sekolah adalah pendidikan yang bersifat pelatihan pendek yang disesuaikan
dengan kebutuhan pengguna.
Sistem
pembelajaran jarak jauh dapat menjangkau jenjang pendidikan
SD,SMA,sekolah tinggi atau perguruan tinggi.Demikian pula usia dalam
system jarak jauh tidak di batasi.
c. Model
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Pada dasarnya terdapat 3 model
penyelenggaraan system pembelajaran jarak jauh yang sering dikenal dengan yaitu
: single mode, dual mode, dan konsorium.
1. Model
Tunggal (single mode)
Model single
mode adalah institusi yang secara khusus memberikan pelayanan kepada siswa
secara jarak jauh .Pada umumnya ,institusi yang menerapkan single mode ini
memiliki struktur organisasi yang lengkap , mulai dari pengembangan bahan
ajar, proses belajar, distribusi bahan ajar dan evaluasi hasil belajar
,serta dilengkap dengan unit pendukung lainnya yang dirancang untuk
memberikan layanan pendidikan jarak jauh .contohnya CNED
2. Dual
Mode
Institusi
yang menerapkan mode dual mode adalah institusi yang menyelenggarakan
pendidikan dalam dua cara dan tatap muka. Penerapan mode dual mode ini apabila
ditinjau dari faktor ketersediaan tenaga pengajar cukup menguntungkan.
Tenaga pengajar yang telah
dimiliki oleh institusi untuk mengajar secara tatap muka , dapat direkrut dan
berperan sebagai penyiapan bahan ajar ,proses pembelajaran (proses bantuan
tutor ,konseling ) serta pelaksanaan evaluasi.
3. Model
Konsorsium
Model
konsorsium dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh adalah penyelenggraan
pembelajaran jarak jauh yang didasari atas kolaborasi beberapa institusi.
Kolaborasi melibatkan institusi dengan berbagai bidang keahlian seperti
perancangan program, pengembangan bahan ajar, proses pembelajaran
,distribusi bahan ajar ,dan evaluasi hasil belajar .Dengan adanya kolaborasi
ini maka tidak diperlukan pengadaan fasilitas atau keahlian sumber daya manusia
dalam berbagai bidang oleh institusi.
6. Pengelolaan Pembelajaran Jarak Jauh
Ada telah mengenal komponen-komponen
penting dalam system pembelajaran jarak jauh kuruyaitu:
a.
Program
b.
Bahan ajar
c.
Layanan
d.
Evaluasi Hasil Belajar
a.
Program
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penawaran program dalam system pembelajaran jarak jauh
adalah sebagai berikut
1. Studi
kelayakan perlu dialkukan untuk melihat kemungkinan diselenggarakan suatu
program dengan melihat beberapa hal yaitu kebutuhan masyarakat akan program
(kualifikasi yang dibutuhkan ,keberlanjutan ); ketersediaan sumber daya (
tenaga pengembang bahan ajar ,tenaga adminstrasi, dan penunjang sarana dan
prasarana );pendanaan (dana investasi, dana oprasional dan pemeliharaan ,
penerimaan internal).
2. Kurikulum
Kurikulum harus dapat menggambarkan
bentuk program yang akan ditawarkan yang antara lain meliputi aspek
tujuan program ,profil llulusan ,keunggulan program . Kurikulum tersebut
merupakan dasar pengembangan garis proram pengajaran (GBPP).
b. Bahan Ajar
1. Pengembangan bahan ajar
Dalam system pembelajaran jarak jauh
, paket bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting ,karena merupakan
sumber belajar utama bagi peserta didik . Rowntree (1994) mengelompokkan media
cetak yang dapat dimanfaatkan dalam system pembelajaran jarak jauh menjadi
empat katagori yaitu media cetak ,media audio –visual, media praktikum dan
meida interakif.
Tabel pengelompokan Media menurut
Rowntree
Cetak
|
Audio-visual
|
praktikum
|
interaktif
|
· Buku
yang sudah diterbitkan
|
· Kaset
audio
|
· Praktikum
Kit
|
· Jarak
jauh
|
· Buku
yang dirancang khusus
|
· Audio
disc
|
· Praktikum
Lapangan
|
· Jarak
dekat
|
· Buku
kerja
|
· Siaran
radio
|
||
· Pedoman
belajar
|
· Slide
/film strip
|
||
· Poster,pamlet,peta
|
· Kaset
vidio
|
Beberapa alternative pengembanagn
bahan ajar dalam system pembelajaran jarak jauh Rowntree (1994 ) yaitu :
1. Menggunakan
paket bahan ajar yang telah dikembangkan oleh institusi jarak jauh lain
2. Menggunakan
bahan yang oleh intitusi ,pendidikan konvensional seperti buku
teks,video,ataupun materi belajar yang dapat digunakan .
3. Pengembangan
bahan ajar baru
Pengembangan bahan ajar dapat
dilakukan minimal melalui dua pola pendekatan seperti yang dikemukakan oleh
Moore & Kearsley (1996) yaitu pola penulis-editor dan couse team.
a. Pendekatan Penulis-editor
Pengembangan bahan ajar melibatkan
dua orang yaitu penuli dan editor. Penulis diasumsikan berfungsi sebagai ahli
materi keilmuan ,ahli desain instruksional,ahli media dan ahli
evaluasi.sedangkan editor berfungsi rangkap sebagai couse manager, penelaah
materi, penyuting format dan ketikan ,serta penyutingan bahasa.
b. Pendekatan Course
Tim pengembangan bahan ajar dengan
pendekatan course tim ini melibatkan beberapa tenaga ahli yang terdiri dari
:materi/penulis,ahli desain instruksional,ahli media, dan manager /penanggung
jawab pengembangan bahan ajar /mata pelajaran.
4.
Layanan Bantuan Belajar
Walaupun bahan ajar pada system
pembelajaran jarak jauh telah dirancnag untuk dipelajari sendiri ,pada
kenyataannya setiap peresta didik dalam proses belajarnya memerlukan bantuan
ataupun dukungan dari orang atau pihak lain ,baik pada saat memulai kegiatan
belajarnya ,pada saat proses belajar ,ataupun sesudah proses belajar berakhir.Secara
institusi layanan bantuan belajar pada system pembelajaran jarak jauh yang
dapat diberikan melalui berbagia cara antara lain :
o Tutorial
o Bimbingan
dan konseling
o Fasilitas
/pusat sumber belajar
Ø Tutorial
Layanan akademik dalam bentuk
tutorial dapat dilakukan baik secara tatap muka maupun jarak jauh dengan
menggunakan media.
1. Tutorial
tatap muka pada dasarnya fungsi tutorial tatap muka adalah
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mempelajari bahan
ajar (Rowntree,1994)
2. Tutorial
jarak jauh.
Tutorial
jarak jauh dapat dilkukan secara tertulis melalui surat lewat pos /elektronik(
mailing mail/list ),melalui telepon /telekonferensi audio, telekoferensi
video,tutorial radio atau televisi.
Ø Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan
bantuan belajar yang mendukung dan memfasilitasi proses belajar
peserta didik ,mulai dari registrasi awal sampai lulus.
Ø Fasilitas
/pusat sumber belajar
Bantuan belajar juag harus meliputi
perencanaan penyediaan sara akademik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana
yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa seperti:
a.
Ruang tutorial
b.
Mini lap
c.
Perpustakaan mini
d.
Ruang komputer
e.
Akses internet
Bantuan belajar dalam bentuk
fasilitas tersebut akan membantu proses belajar peserta didik ,sehingga mereka
tahu kemana harus datang bila memerlukan bantuan dalam proses belajarnya.
7. Media yang Digunakan Dalam Pembelajaran
Jarak Jauh
1. Siaran Radio
Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu
menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu bahkan berita, ,
tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui
gelombang elektromagnetik. Ketika kita mendengarkan radio, kita mendengar
sinyal elektronik yang menyiarkan, atau dikirim melalui udara, terdapat
frekuensi AM dan FM.
Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di luar daerah
pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu
transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah
siaran.
Keunggulan:
·
Biaya.Dibandingkan dengan media
komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya penyelenggaraan media
radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya. Hal
ini masih digunakan di negara-negara berkembang dan di daerah lain dimana ada
kendala geografis atau ekonomi pada teknologi yang bisa diterapkan.
·
Fleksible, Media audio sangat fleksibel
dan dapat memiliki efek yang kuat, dramatis, terutama untuk menyampaikan musik,
diskusi, dan bercerita.
·
Imajinasi stimulator. Kemampuannya untuk
menstimulasi imajinasi pendengar karena radio adalah media audio saja,
pendengar bebas menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan gambar.
Keterbatasan :
·
Karakteristik. Keterbatasan utama
media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media
sekali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti
informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lagi
kecuali melalui siaran ulangan.
·
Jadwal siaran. Masalah jadwal
siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya para pengajar
sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan oleh stasiun siaran atau
studio rekaman.
·
Tingkat interaksi. Interaktivitas
yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh juga
merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio
sangat rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi
satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam
tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru
dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat
dilakukan.
Bentuk Penyajian Program Radio
a. Ceramah atau kuliah
b. Dialog
c. Wawancara
d. Drama
1.
2. Telekonfrensi
Audio
Telekonferensi audio (audio
teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan
dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan komunikasi dua arah yang terjadi dalam
sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung dengan
menggunakan saluran telepon maupun satelit.
Keunggulan:
Telekonferensi audio memiliki beberapa keunggulan sebagai beirkut:
·
Biaya efektif.
Sekolah dapat mengundang guru ke dalam kelas untuk terlibat dalam dialog
dengan siswa. Telekonferensi audio sering dilihat sebagai cara yang efektif
untuk mengadakan pertemuan atau sesi pelatihan tanpa mengorbankan waktu dan
uang.
·
Mudah digunakan.
Bentuk yang paling mudah diakses telekomunikasi karena menggunakan layanan
telepon. Perusahaan telepon telah memudahkan untuk mengatur telekonferensi
audio dari telepon manapun
·
Interaktif.
Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan
telekonferensi audio ini tinggi, sehingga memungkinkan peserta dan narasumber
atau instruktur dapat saling berbicara satu dengan yang lain
.
Keterbatasan
Kurangnya informasi visual. Tidak mampu
menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan
mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan
dimulai.
·
Miskin audio. Penerimaan suara kurang
baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang baiknya kualitas radio
sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini, penyelenggara perlu
memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap
lokasi.
·
Mengintimidasi. Kurangnya pengalaman dengan
jenis teknologi komunikasi dapat membuat beberapa peserta enggan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan konferensi audio.
Peralatan yang
diperlukan
·
Untuk telekonferensi yang memhubungkan
satu narasumber dan satu kelompok, maka peralatan yang dibutuhkan adalah pesawat
telepon biasa untuk narasumber, sedangkan untuk kelompok dibutuhkan
tambahan peralatan berupa speaker telepon.
·
Sementara untuk menghubungkan dua atau
lebih kelompok peserta konferensi maka dibutuhkan peralatan amplifier
microphone khusus pada tiap lokasi. Peralatan ini diperlukan untuk
memastikan bahwa suara yang didengar cukup jelas.
·
Selain itu, dibutuhkan peralatan yang
disebut dengan brigde yang merupakan sistem elektronik yang
menghubungkan suara dari seluruh lokasi yang mengikuti konferensi tersebut,
menyeleraskan level suara, memfilter gangguan-gangguan, dan memperhatikan
masalah tidak tersambungnya hubungan telepon.
3. Siaran Televisi
Televisi dikenal sebagai media yang
mampu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara
bersamaan. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan
penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem,
antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable,
satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan
siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan,
masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan.
Karakteristik Media Televisi
Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah
cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam
pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum,
media televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi
audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, media
televisi pendidikan dikenal sebagai media yang memiliki kekuatan audio visual
yang mampu memberikan pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.
Keunggulan
·
Menjangkau sasaran didik dalam jumlah
yang besar sekaligus secara bersamaan.
·
Menyajikan berbagai informasi dalam
bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan
melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik
dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik
dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
·
Mampu menyajikan pengalaman dan
mendokumentasikan kejadian nyata.
·
Menjembatani peserta didik dengan
institusi pembelajaran jarak jauh. Kehadiran program televisi yang menampilkan
pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirian yang
umumnya dirasakan oleh peserta didik.
Keterbatasan:
·
Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan
program televisi relatif mahal.
·
Pembuatan program relatif tidak mudah
dan lama.
·
Media televisi bersifat konstan, artinya
tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami
materi yang ditayangkan.
·
Waktu penayangan terbatas sehingga
apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka
kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi
jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti
siaran.
·
Tingkat interaktivitas media televisi sangat
rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah. Dalam tingkat
tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telpon, namun
penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak kendala.
4. Komputer
dan Internet
Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang memiliki
teknologi yang berkemampuan interaktif. Kebutuhan akan kehadiran media komputer
dalam dunia pendidikan ini sangat terasa.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer, antara lain:
·
Memungkinkan terjadinya interaksi antara
peserta didik dan materi pembelajaran,
·
Memungkinkan terjadi proses belajar
mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik,
·
Mampu menampilkan unsur audio visual,
·
Dapat memberikan umpan balik,
·
Menciptakan proses belajar
berkesinambungan.
Dengan kemajuan
teknologi, pemanfaatan komputer dalam proses pembelajaraan tidak hanya terbatas
pada penggunaan stand alone, tetapi dapat pula dilakukan dalam
bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet. Jaringan komputer
telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh luas, interaktif,
dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beratus ribu jaringan
komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media komunikasi dalam
proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai sumber
pembelajaran.
Keunggulan:
Konferensi melalui internet memiliki
keunggulan antara lain sebagai berikut:
·
Dapat menjangkau peserta yang tidak
terbatas jumlahnya pada saat bersamaan.
·
Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan
bahkan teritorial negara.
·
Mampu menyajikan teks, gambar, animasi,
suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi.
·
Mampu melakukan link ke berbagai lokasi
(site) lain di dunia.
·
Interaktifitas sangat tinggi
Keterbatasan:
Konferensi melalui internet memiliki
keterbatasan antara lain sebagai berikut:
·
Membutuhkan keterampilan menggunakan
komputer (computer literacy)
·
Pulsa internet relatif masih mahal;
Peralatan yang
diperlukan
·
Unit komputer yang terhubung ke internet
·
Line telepon
·
Modem
·
Peralatan Local Area Network (seperti
HUB, LAN Port, dll)
·
Computer Speaker
·
Camera
4.1. Pemanfaatan
Internet dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pemanfaatan internet dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain
adalah sebagai beirkut:
·
Chatting (dialog elektronik); tutor dan satu atau lebih peserta didik dapat secara bersamaan
berdialog menggunakan teks atau suara melalui internet. Melalui chatting,
proses telekomunikasi berlangsung secara bersamaan (sinchronous) dan
umpan balik tidak tertunda. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail
masing-masing.
2. Tutor atau peserta
didik telah mendapat pelatihan cara berdialog secara elektronik (chatting)
3. Tutor dan peserta
didik memanfaatkan salah satu operator internet yang menyediakan fasilitas
chatting (misal http:www.yahoo.com).
4. Tutor dan
peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui operator internet
tersebut dapat dilakukan.
5. Selanjutnya Tutor
dan peserta didik dapat berdiskusi berkaitan dengan topik yang telah disepakati
mereka secara bersama.
·
Electronic Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik dapat saling berikirim surat secara elektronik
melalui e-mail. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkoresponden
secara elektronik adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau
peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2.
Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden secara
elektronik (e-mail).
3. Peserta didik
bertanya kepada tutor dengan cara mengirim e-mail ke alamat tutornya untuk
mendapatkan umpan balik.
4. Tutor memberikan
tugas/pertanyaan dengan cara mengilim e-mail ke alamat peserta didiknya untuk
dijawab/dikerjakan.
5. Peserta didik dan
peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan lain-lain dengan cara
saling berkirim e-mail.
·
Mailing List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan e-mail. melalui
mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada beberapa lamat e-mail
yang telah terdaftar di mailinglist tersebut sekaligus. Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau
peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2. Tutor atau peserta
didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden kelompok (mailing list).
3. Tutor membuat suatu
alamat millist dan memasukan semua alamat e-mail peserta didiknya kedalam
millist tersebut.
4. Tutor dapat
mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist
tersebut sehingga secara bersamaan semua peserta didik yang terdaftar dalam
millist tersebut dapat menerima informasi yang sama.
5. Begitu pula
sebaliknya, peserta didik dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah
untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua
anggota millist dapat memperoleh informasi yang sama.
7. 1. Proses pembelajaran jarak jauh dapat
disampaikan dengan menggunakan berbagai teknik dan
teknologi. E-learning mungkin merupakan bentuk pembelajaran jarak jauh
yang paling mahal dan paling maju, namun ada cara-cara penyampaian pelatihan
lainnya yang telah digunakan dengan berhasil selama bertahun-tahun. Metode penyampaian tersebut antara lain:
- E-learning: penyampaian dengan komputer
dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan
para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui
chat room (ruang komunikasi), notice board (papan
pengumuman), video conferencing, dll.
- Program televisi:
merupakan suatu seri program televisi yang dirancang untuk menyampaikan
teknik-teknik dan teori. Metode ini dapat berupa penyiaran melalui saluran
kabel atau saluran terestrial atau dengan menyediakan video tape atau DVD.
Selama beberapa tahun Open University di Inggris menggunakan teknik ini.
- Bahan-bahan tertulis:
kadangkala disebut kursus melalui surat (correspondence courses),
dimana bahan-bahan teks ditulis secara khusus untuk kursus dengan proses
belajar jarak jauh, misalnya buku kerja (workbook) yang berisikan
tugas-tugas dan latihan-latihan, dimana peserta didik dapat mengerjakannya
dengan tingkat kecepatan yang ditentukannya sendiri.
Seperti yang
telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para
peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka
untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan
komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi
kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat belajar
karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian
untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak jauh oleh Anonim dalam (blog.tp.ac.id
: 2011), yaitu sebagai berikut :
a. Tujuan
yang jelas Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan
terukur untuk mengubah perilaku peserta didik
b. Relevan
dengan kebutuhan Program belajar jarak jauh harus relevan
dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga
pendidikan
c. Mutu
pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya
meningkatkan mutu pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan
pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif
d. Efisiensi
dan efektivitas program Efisiensi mencakup penghematan dalam
penggunaan biaya, tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal
yang tersedia
e. Efektivitas.
Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap
program dan terhadap masyarakat
f. Pemerataan.
Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar,
khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya
jauh atau sibuk bekerja.
g. Kemandirian.
Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan
belajar
h. Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti
keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner
i. Kesinambungan.
Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan
sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus
8. Peranan Dalam
Pembelajaran Jarak Jauh
Interaksi antara
pengajar dan pebelajar memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran
jarak jauh. Dalam proses pembelajaran interaktif, komunikasi dua arah (two ways
communication) berlangsung antara pengajar dan pebelajar. Interaksi merupakan
faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Dibawah ini
adalah deskripsi singkat mengenai peran-peran kunci utama dalam pembelajaran
jarak jauh :
·
Siswa (student), peran utama dari siswa disini adalah
belajar. Dalam proses pembelajaran jarak jauh ini tetap diperlukan keadaan yang
baik, motivasi, perencanaan, dan kemampuan untuk menganalisa materi
perkuliahan, tugas, dan tes yang diberikan seorang pengajar kepada siswa.
Kemampuan berinteraksi antara dosen dengan siswa sangat bergantung pada
hubungan teknis (technical linkage) yang menjembatani batasan antara kelas yang
terpisah dengan partisipasi siswa. Siswa perlu mengetahui bagaimana menggunakan
teknologi untuk berkomunikasi dengan guru dan satu sama lain. Ketika siswa
ingin mengajukan pertanyaan, atau ingin menambah diskusi, mereka harus mampu
menggunakan teknologi untuk berinteraksi.
·
Kampus (faculty), kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh
ini sangat ditentukan oleh kampus. Pada sistem kelas tradisional, tanggung
jawab seorang pengajar adalah memberikan materi dan memberikan keperluan yang
dibutuhkan siswa. Hal yang menarik adalah penyesuaian kemampuan mengajar secara
jarak jauh. Seorang pengajar harus mampu membuat sistem pemahaman yang mudah,
mengadaptasikan cara mengajar antara sistem kelas tradisional dengan teknologi
dari sistem pembelajaran jarak jauh.
·
Fasilitator, sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar. Agar efektif maka
fasilitator harus mampu menganalisa kebutuhan-kebutuhan antara siswa dengan
pengajar.
·
Staff pendukung (support staff), secara individual bagian ini tidak begitu
menonjol, tetapi pada sistem pembelajaran jarak jauh secara luas, fungsi dari
layanan pendukung sangat menentukan dari kesuksesan pembelajaran jarak jauh,
yang antara lain adalah dalam sistem pendaftaran mahasiswa (registration), penggandaan
dan penyebaran materi, pengaturan jadwal (schedulling), pemrosesan
laporan penilaian (grades),pengaturan hal teknis, dan lain sebagainya.
·
Administrator, meskipun fungsi administrator sangat berpengaruh pada perencanaan awal
sistem pembelajaran jarak jauh, administrator juga berperan sebagai pengambil
keputusan (decision maker). Administrator bekerja secara personal
dan memastikan sumber dan teknologi yang ada dapat bekerja secara baik dan
efektif, dan selalu bertanggung jawab dalam memaintenance sistem.
9.
Kelemahan
dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
Kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang
meninggalkan ketaatan
pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan
suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik. Maka dari
itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan.
9.1
Kelebihan pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :
a.
Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat,
waktu.
b.
Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di
mana saja kalau diperlukan.
c.
Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
d.
Baik pendidik maupun peserta didik dapat
melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta
yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
e. Peserta didik dapat benar-benar
menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa mengacu
kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi.
(Oemar Hamalik, 1994:52)
1) Adanya pemerataan pendidikan ke
berbagai tempat, bahkan ke tempat terpencil atau pedalaman sekalipun. 173
2) Kapasitas daya tampung pembelajaran
jarak jauh online tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas, sehingga
antara pengajar dengan pembelajar tidak perlu bertatap muka secara langsung
dalam ruang kelas. Pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran
memanfaatkan fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet.
3) Tidak diperlukannya ruang kelas untuk
tatap muka dalam proses pembelajaran akan mengurangi biaya operasional
pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan kelas atau gedung
sekolah, transportasi, atau alat tulis menulis, dan sebagainya.
4) Proses pembelajaran tidak terbatas
oleh waktu, sehingga pembelajar dapat menentukan sendiri waktunya untuk
belajar, sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan waktu yang dimilikinya.
5) Karena tidak terbatas oleh waktu,
maka proses pembelajaran ini sangat tepat diterapkan bagi orang yang memiliki
waktu terbatas atau tidak tentu, misalnya karyawan, pegawai, pengajar, dan
sebagainya. Mereka dapat mengikuti proses pendidikan dan tidak perlu mengganggu
waktu bekerja mereka. Mereka masih tetap bekerja sambil belajar.
6) Pembelajar dapat menentukan materi
pembelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan minat, keinginan dan
kebutuhannya, sehingga pembelajaran akan efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
7) Pembelajaran berlangsung bergantung
pada kemampuan masing-masing pembelajar. Jika pembelajar telah mencapai tujuan
pembelajaran, maka dia dapat menghentikan proses pembelajaran yang berkaitan
dengan suatu materi pembelajaran dan berpindah ke materi pembelajaran
berikutnya. Namun, jika pembelajar masih belum memahami materi pembelajaran
yang dipelajarinya tersebut, maka diberi kesempatan untuk mengulangi kembali
mempelajari materi pembelajaran tersebut. Pembelajar mengulangi pembelajaran
tanpa tergantung pada pengajar atau pembelajar lainnya, sehingga dapat belajar
sampai tuntas (mastery learning).
8) Materi pembelajaran selalu akurat dan
mutakhir (up to date), karena pembelajar dapat berinteraksi langsung dengan
berbagai sumber informasi, terutama jika ada materi pembelajaran yang belum
atau kurang dipahami, sehingga keakuratan materi pembelajaran yang disampaikan
dapat terjamin. pembelajaran dapat diakses setiap waktu lalu disimpan dalam
komputer, sehingga materi pembelajaran itu mudah diperbarui sesuai dengan
perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus
berkembang setiap saat.
9) Dapat menarik perhatian dan minat
pembelajar karena pembelajaran jarak jauh dilaksanakan secara interaktif.
Faktor-faktor
keberhasilan
Terdapat beberapa faktor penting keberhasilan
pembelajaran jarak jauh:
- Instruktur harus semangat dan konsisten (committed)
- Tim harus melibatkan dukungan administratif yang
baik, tergantung pada jenis bahan dan metode-metode penyampaian yang
dipergunakan, serta staf perancangan dan pembuatan yang baik
- Bahan-bahan pengajaran harus direncanakan dengan
baik sehingga mereka dapat diuji dan selalu tersedia. Sebagian besar
pekerjaan dilakukan sebelum bahan-bahan tersebut diterima oleh para
peserta
- Harus ada fasilitasi dan dorongan terhadap
interaksi peserta baik dengan instruktur maupun dengan para peserta
sendiri
- Pelatih harus tetap berkomunikasi secara rutin
dengan semua peserta didik
- Kemampuan untuk menggunakan setiap teknologi yang
digunakan merupakan keharusan. Harus diujikan dan dijelaskan kepada para
peserta sepenuhnya sehingga mereka mereka mengenali dengan baik dan merasa
nyaman dengannya
- Masalah-masalah komunikasi dan teknis harus
diselesaikan begitu muncul
- Instruktur perlu menggunakan berbagai metode
interaksi dan feedback (misalnya komunikasi satu per satu conference
calls, snail-mails, e-mail, video dan komunikasi tatap muka
dengan menggunakan komputer (computer conferencing)
- Para peserta dapat menyimpan buku hariannya
mengenai pandangan-pandangan mereka terhadap kemajuan dan isi dari kursus
tersebut dan selanjutnya mengirimkan atau menyampaikan secara berkala
- Sangat penting untuk dapat melakukan kursus
langsung tatap muka paling tidak satu kali, yang akan lebih baik bila
dilakukan diawal dalam rangka membantu para peserta terbiasa dengan
rutinitas pembelajaran jarak jauh dan untuk memberikan beberapa arahan
mengenai teknik-teknik belajar.
10.
Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai
kekurangan, antara lain (Rusman. 2011:352) :
a.
Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama
peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat
terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c. Masalah
ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran
jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank
arenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)
d. Peserta
didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
e. Dukungan
administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani
jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
f. Tingginya kemungkinan gangguan
belajar yang akan menggagalkan proses pembelajaran karena pembelajaran jarak
jauh menuntut pembelajar untuk belajar mandiri atau belajar individual. Jika
pembelajar tidak disiplin belajar secara mandiri, maka ada kemungkinan akan
terjadi gangguan selama belajar, bahkan mungkin pula kegagalan dengan
terhentinya program pembelajaran.
g.
Pembelajar ketika membuka internetnya tidak mendapatkan materi
pembelajaran yang diperlukannya, sehingga perlu menghubungi pengajar atau tutornya.
Namun jika harus menunggu pengajar atau tutornya untuk online melalui internet,
maka pembelajar akan mengalami kesulitan mendapat penjelasan pengajar atau
tutor secepat mungkin.
h. Terjadi kesalahan pemahaman
pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Persepsi
pengajar dan pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan yang harus
dicapai mungkin berbeda. Pembelajar mungkin merasa sudah menguasai seluruh
materi pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran tersebut, namun sebaliknya
menurut pengajar, pembelajar tersebut masih belum menguasai materi pembelajaran
secara tuntas sehingga tujuan pembelajaran pun belum tercapai sepenuhnya. Untuk
mengatasi kesalahan persepsi ini, perlu diadakannya evaluasi pada setiap akhir
materi pembelajaran.
11.
Masalah dan Kendala Pembelajaran Jarak Jauh
online
Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, antara lain:175
1) Kurang tersedianya infrastruktur dan sumber
daya pendukungnya, seperti kurang siapnya sumber daya manusia yang terlibat
(pengajar, pembelajar, atau teknisi).
2) Adanya kekhawatiran, pendapat, atau
persepsi keliru yang berkembang di masyarakat tentang pembelajaran jarak jauh,
seperti tentang rendah atau kurangnya mutu lulusan dari pembelajaran jarak jauh
dibandingkan pembelajaran konvensional secara tatap muka. Padahal pembelajaran
jarak jauh sudah diakui oleh pemerintah dan hasil yang sudah dicapainya tidak
kalah dengan pendidikan formal. Masalah lainnya adalah anggapan biayanya mahal,
atau tidak diakreditasi oleh pemerintah.
3) Kurang atau tidak adanya dukungan
dari masyarakat, kebijakan dari pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
4) Pembelajarannya dianggap tidak
menarik karena tidak ada atau kurangnya interaksi antara pengajar dengan
pembelajar atau pembelajar dengan pembelajar lainnya.
5) Cara penyampaiannya yang tidak
memperhatikan kaidahkaidah pembelajaran jarak jauh.
6) Sulitnya memilih media pembelajaran
yang efektif dan interaktif sesuai dengan keinginan dan minat pembelajar.
7) Pendidikan jarak jauh merupakan
metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar
secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga komunikasi antara
pembelajar dan pengajar harus dilakukan dengan bantuan media, seperti media
elektronik atau media cetak. Akibat terpisahnya ini, muncul masalah, yaitu
pembelajar dalam melakukan kegiatan belajarnya tidak mendapatkan pengawasan
langsung secara terus menerus dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang
belajar atau di lingkungan sekolah. Namun demikian, pembelajar mendapatkan perencanaan,
bimbingan, dan pengawasan dalam proses pembelajarannya dari lembaga pendidikan
yang mengelola atau mengatur pendidikan jarak jauh itu.
8) Dalam beberapa kenyataan di lapangan
pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses
pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning.
Unsur-Unsur
dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pendidikan jarak
jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut (Hamzah
B.Uno.2007:39):
a. Pusat
kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu
menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa
dapat menambah kemampuan, membaca materi kulia, mencari informasi,dan
sebagainya.
b. Interaksi
dalam grup; para siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
materi-materi yang diberikan guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk
memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
c.
Sistem administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi
mengenai status mahasiswa dll.
d. Pendalaman
materi dan ujian
e. Perpustakaan
digital; bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.
f. Materi
online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan, diperlukan bahan
bacaan dari web lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran jarak
jauh adalah proses transfer pengetahuan untuk pelajar (siswa) yang dipisahkan dari
instruktur (guru) dengan waktu dan / atau jarak fisik dan membuat penggunaan
komponen teknologi, seperti video, internet, CD, kaset, dan bentuk teknologi
lainnya untuk mencapai pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan, misalnya interaksi, pengalaman,dll. Selain itu juga
dalam pembelajaran jarak jauh terdapat prinsip - prinsip dan unsur-unsur yang
perlu diperhatikan.
Sistem belajar jarak jauh merupakan suatu alternatif untuk
memperoleh kesempatan belajar bagi pebelajar atau warga belajar yang karena
berbagai alasan tidak dapat mengikuti pendidikan pada sistem pendidikan formal
atau konvensional. Pendidikan jarak jauh ini merupakan sistem pendidikan
yang bebas untuk diikuti oleh siapa saja tanpa terikat pada batasan tempat,
jarak, waktu, usia, jender dan batasan non akademik lainnya. Sistem ini
memberikan kebebasan kepada pebelajar atau warga belajar untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran secara bebas dan mandiri.
Keberhasilan dari program pendidikan jarak jauh ini sangat
tergantung pada pihak-pihak yang saling membantu, baik itu dari pebelajar sendiri,
lembaga pendidikan yang menyelenggara, anggota masyarakat. Selain itu kita juga
harus lebih perduli terhadap perkembangan Sistem belajar jarak jauh ini meski
telah merupakan kegiatan yang sudah sejak lama sudah dilakukan oleh dinas
pendidikan.
B. Saran
Mudah-mudaham makalah kami ini
menjadi bahan masukan dan menjadi referensi bagi teman-teman sekalian khususnya
dalam materi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar